Tweets by @rahadianputra01

Contoh Makalah Bahasa Indonesia - Resensi

Sebelumnya, follow dulu @rahadianputra01, terima kasih :)


BAB I PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG



Dikalangan para pelajar, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, tak pernah lepas dari kebutuhan dalam meresensi buku. Biasanya resensi sering dianggap sulit oleh para pelajar, dan sering menemui kesusahan dalam meresensi. Kesusahan atau kesulitan yang dialami tersebut biasanya mengenai pemilihan buku yang bagus dan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan terlebih dahulu.







1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah cara meresensi sebuah buku?







1.3 TUJUAN

Untuk mengetahui cara meresensi sebuah buku




BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Resensi

Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja revidere atau recensere yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut.

Tujuan Resensi

Adapun penulisan resensi ditujukan dengan maksud sebagai berikut.

1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.

2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.

3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.

4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.

5. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku

Jenis-jenis Resensi

Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.

2. Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.

3. Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan.

Unsur-unsur Resensi

Dalam membuat resensi, terdapat unsure-unsur yang harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa unsur yang harus ada dalam pembuatan resensi.
1. Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.


2. Menyusun data buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Judul buku;
b. Pengarang;
c. Penerbit;
d. Tahun terbit beserta cetakannya;
e. Dimensi buku;
f. Harga buku;


3. Isi resensi buku
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.
4. Penutup resensi buku
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan

Tahap Penulisan Resensi

Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku.

1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.

2. Tahap Pengerjaan

a. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.

b. Membuat isi resensi, diantaranya:
• Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
• Menentukan judul resensi.
• Membuat ringkasan secara garis besar.
• Memberikan penilaian buku.
• Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
• Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
• Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.

CARA MERESENSI BUKU

Ini adalah cara membuat resensi buku sehingga bisa membuat ringkasan buku lebih baik dan memiliki keahlian di bidang tersebut.

1 : Biasakan dengan satu genre buku.

Membiasakan diri dengan genre buku, akan membantu membantu Anda menulis review buku dengan ilmu pengetahuan dan menyiratkan wibawa dibenak pembaca, juga dalam pandangan pembuat buku yang Anda review. Jangan memaksakan diri membuat resensi buku, dimana Anda kurang memiliki pengetahuan dengan genre buku tersebut.

2 : Baca buku sambil membawa catatan

Kemanapun Anda pergi bawalah sebuah catatan. Apakah itu secarik kertas yang diselipkan dalam buku yang Anda baca, maupun buku khusus untuk membuat resensi buku. Jelaskan buku yang And abaca secara singkat. Sentuhlah subjeknya, ruang lingkup, dan pernyataan penting dari sang penulis buku. Deskripsi lengkap tidak diperlukan, karena pembaca hanya menginginkan gambaran umum dari buku yang Anda baca

3 : Berikan pendapat kritis

Memberikan pendapat kritis dari buku harus didukung dengan contoh-contoh sesuai dengan pengetahuan Anda atau dengan fakta lain yang telah diteliti. Jelaskan, apa kekuatan utama dari buku tersebut dan kelemahan yang mesti diketahui pembaca.

4 : Gunakan kutipan pendek

Dengan menggunakan kutipan pendek, dapat membantu pembaca memberikan kepercayaan dengan buku yang Anda resensi. Jika Anda memilih untuk membaca kritikus lain yang telah menulis tentang buku yang sama, pergunakan pendapat Anda sendiri untuk menghindari kesan telah dipengaruhi oleh orang lain.

5 : Mulailah dengan pendahuluan

Yakinlah bahwa, resensi buku yang bagus akan menarik diawal dengan pendahuluan yang menyajikan pendapat Anda tentang buku tersebut. Membuat sebuah cerita penting dalam paragraph awal, akan mendorong pembaca melanjutkan ulasan buku yang Anda resensi. Cukup buat pendahuluan yang singkat. Dengan begitu, pembaca akan tertarik untuk mempelajari mengapa Anda menukilkan pendapat Anda pertama. Buatlah pembaca apakah setuju atau tidak dengan pendapat Anda tersebut.

6 : Tulislah Tubuh Utama Buku

Bagian utama dari tinjauan buku harus memberikan ringkasan isi. Ringkasan harus singkat agar merangsang pembaca memahami pokok utama bahasan dari buku tersebut. Dalam analisis, pergunakan pendapat Anda. Sertakan kutipan dari buku yang relevan. Bertanyalah pada diri sendiri beberapa pertanyaan akan membantu Anda menghasilkan beberapa pertanyaan seperti: Apa ide utama dari buku ini? Apakah tujuan penulis dengan buku tersebut? Apakah informasi dalam literatur disajikan dengan cara baru dan memuaskan? Apakah penulis membuat informasi yang memadai? Apakah Anda merekomendasikan atau tidak merekomendasikan buku tersebut untuk dibaca?

Buatlah kesimpulan

Kesimpulan dari sebuah resensi buku harus merujuk kembali ke pendahuluan. Pendapat yang sama harus diperkuat dengan contoh-contoh singkat. Ini adalah ringkasan dari semua alasan yang mendukung posisi Anda memiliki kualitas dari pekerjaan yang sudah Anda lakukan. Dengan kesimpulan yang kuat, laporan buku akan review terpadu dari pekerjaan.

Tambahan: Resensi buku harus memiliki bentuk yang pasti. Tidak boleh hanya sekedar kicauan Anda. Paragraf pembuka harus pendek dan harus membuat pembaca tertarik untuk membaca. Jangan gunakan ungkapan-ungkapan seperti: ‘Saya pikir ……’, ‘Saya percaya bahwa …..’ dalam ulasan Anda. Jagalah kata ‘Aku’ keluar dari tulisan Anda.



HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Sebuah resensi harus memuat hal-hal sebagai berikut :

1. Data buku atau identitas buku

a. Judul buku
Jika buku yang akan kamu resensi adalah buku terjemahan, akan
lebih baik jika kamu menuliskan judul asli buku tersebut.

b. Penulis atau pengarang
Jika buku yang diresensi adalah buku terjemahan, kamu harus
menyebutkan penulis buku asli dan penerjemah.

c. Nama penerbit

d. Cetakan dan tahun terbit

e. Tebal buku dan jumlah halaman

2. Judul Resensi
Judul resensi boleh sama dengan judul buku, tetapi tetap dalam konteks buku itu.

3. Ikhtisar Isi Buku

Dalam meresensi buku, seorang peresensi harus menulis buku yang hendak diresensi. Ikhtisar adalah bentuk singkat dari suatu karangan atau rangkuman. Ikhtisar merupakan bentuk singkat karangan yang tidak mempertahankan urutan karangan atau buku asli, sedangkan ringkasan harus sesuai dengan urutan karangan atau buku aslinya. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat ikhtisar isi buku adalah sebagai berikut.

a. Membaca naskah/buku asli
Penulis ikhtisar harus membaca buku asli secara keseluruhan untuk
mengetahui gambaran umum, maksud, dan sudut pandang pengarang.

b. Mencatat gagasan pokok dan isi pokok setiap bab
c. Membuat reproduksi atau menulis kembali gagasan yang dianggap penting ke dalam karangan singkat yang mempunyai satu kesatuan yang padu.

4. Kelebihan dan Kekurangan Buku
Penulis resensi harus memberikan penilaian mengenai kelebihan dan kelemahan buku yang disertai dengan ulasan secara objektif.

5. Kesimpulan
Penulis resensi harus mengemukakan apa yang diperolehnya dari buku yang diresensi dan imbauan kepada pembaca. Jangan lupa cantumkan nama kamu selaku peresensi.



Contoh resensi buku yang benar

Berikut adalah contoh meresensi buku yang benar









Judul buku : Desaku, Sekolahku

Penulis : Ahmad M. Nizar Alfian Hasan

Penerbit : Pustaka Q-Tha

Tahun Terbit : Agustus 2007

Tebal buku : XXV+189 hlm, 14 x 20 cm




Ketika sekolah semakin mahal dan membosankan, apa yang mungkin kita lakukan untuk menghadapi situasi seperti ini? Biaya sekolah terus mengikuti trend harga barang-barang di pasaran yang terus membumbung naik. Sementara, kualitas lulusannya masih jauh dari yang diharapkan. Murid-murid sendiri banyak yang menyatakan kebosanan, tidak menyenangkan dan tidak menarik atas proses pembelajaran di Sekolah. Ke Sekolah dengan rasa tertekan dan keterpaksaan. Belum lagi ketegangan dengan guru dan tugas-tugas sekolah serta pekerjaan rumah (PR) yang menyebalkan. Waktu untuk mengekspresikan diri dan explorasi ketertarikan pada hal-hal di luar sekolah habis ditelan tuntutan aktivitas di sekolah.



Formalitas sekolahan telah memandulkan kreativitas dan mengasingkan para murid dari lingkungan hidupnya sendiri. Dan, bagaimana nasib anak-anak dari keluarga miskin yang tersebar luas di Indonesia Raya ini ?

Dan pada akhir ritual sekolah yang ditunggu-tunggu pun tiba, ijasah adalah symbol kebanggaan kelulusan yang konon bisa memberikan jaminan hidup kedepan. Perlu disadari para mahasiswa bahwa ketika ijasah itu diterimakan, ketika itu pula status anda berubah, bukan lagi menjadi mahasiswa sang intelektual melainkan “pengangguran” bila anda belum produktif.



Sebagai sarjana, sudahkah anda memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menerapkannya dalam aktivitas kerja produktif di tengah-tengah masyarakat membangun ini ? Pertanyaannya, apa yang bisa anda kerjakan/ hasilkan ? Apa yang bisa dibanggakan dengan ijasah di tangan tapi tidak berdaya ?

Kenyataan cenderung mengatakan “untuk menjadi pandai itu memang mahal.” Dan “orang-orang miskin dilarang sekolah.”



Proses belajar ditentukan sendiri oleh para murid dan kondisi yang nyaman serta menyenangkan dengan sendirinya tetap terjaga. Ternyata suasana informal justru sangat mendukung proses belajar yang kreatif, efektif dan menyatu dengan masyarakat. Lompatan besar pun terjadi. Anak-anak SLTP alternatif ini dengan kesadaran baru tidak mengejar penilaian dan ijasah, melainkan pengetahuan dan kemampuan baru. Bukan kompetisi penilaian yang dibangun, melainkan kompetisi memahami pengetahuan dan membagikannya kepada kawan-kawan lainnya. Hanya 4 orang muridnya yang ikut Ujian Akhir Negara (UAN) 2006 yang lalu; itu pun tujuannya adalah penelitian. Persoalan pun dipecahkan bersama-sama.



Dalam buku ini tereksplorasi bagaimana anak-anak kelas-3 SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah mempunyai tugas akhir sebagai pengganti UAN--untuk menandai kelulusannya dengan mengadakan dan menyelesaikan “disertasi” masing-masing. “Disertasi” itu antara lain Pengadaan Ruang Belajar, Studio Musik Bawah Tanah dan Kolam Belut di Rumah As’ad; Laboratorium Tanaman dan Pembuatan Briket Sampah di Rumah Amri; Ruang Belajar dan Budidaya Tanaman Obat di Rumah Ulfa; Ruang Belajar di Rumah Amik; “Menghidupkan” Kembali Kolam Renang Milik Keluarga Alm.Bapak Tafdil; Radio Sekolah dan Gudang/Bengkel Karya di Rumah Bapak Bahrudin; dan lain-lain. Dan pada akhirnya, perlu diambil hikmahnya: bahwa belajar itu tidak mengenal batas ruang dan waktu, bahwa sekolah itu bisa murah dan berkualitas, dan tentunya dengan adanya semangat dan upaya yang kuat dari semua pihak. Inilah yang disebut Komunitas Belajar.




Djuneidi Saripurnawan,

RDC Plan Aceh, alumnus Studi Antropologi UGM Yogyakarta.




















BAB III PENUTUP



3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, maka dapat kami simpulkan bahwa resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut. Sebelum melakukan resensi maka kita perlu memperhatikan langkah-langkah sebelum menulis resensi agar tidak mengalami banyak kesulitan dan dapat menghasilkan resensi yangbaik dan benar





Tidak ada komentar:

Posting Komentar